Sepatu Safety

Pelatihan dasar keselamatan kerja atau safety induction yang biasa dilakukan di perusahaan dapat membantu memastikan suatu hal yang benar dilakukan ketika Kamu melakukan pekerjaan Kamu. Kursus juga mencakup kondisi tanggap darurat, yakni apa yang perlu dilakukan apabila ada suatu kondisi darurat terjadi misalnya kebakaran, kecelakaan, tumpahan bahan kimia dan sebagainya.

Dalam kursus tanggap darurat yang berhubungan dengan tumpahan bahan kimia Kamu dilatih cara mengatasi tumpahan bahan kimia apabila hal semacam ini terjadi ditempat kerja.

Tumpahan bahan kimia yang terjadi ditempat kerja telah pastinya akan menyebabkan efek yang merugikan. Luka bakar pada kulit dan mata, rusaknya paru-paru, kebakaran dan ledakan, rusaknya akibat bahan korosif, polusi hawa, tanah dan air, dan bahaya untuk umum yaitu beberapa peluang konsekwensi dari tumpahan bahan kimia.

Tumpahan bahan kimia dapat berbentuk cair, padat, gas dan uap. Mereka dapat mudah terbakar (cepat untuk membakar atau meledak), korosif (mengakibatkan kerusakan jaringan manusia atau bahan yang lain), atau beracun (beracun untuk manusia dan makhluk hidup yang lain).

Untuk mengatasi tumpahan bahan kimia sebelumnya hal semacam itu terjadi, maka perlu dilakukan kursus dengan cara berkala di setiap perusahaan untuk meyakinkan karyawan tahu akan beberapa langkah yang perlu mereka kerjakan dalam mengatasi tumpahan bahan kimia.

Pertama, Kamu perlu pelajari mengenai bahan kimia yang dipakai dan disimpan dalam ruang kerja Kamu. Apa bahayanya? Apa yang akan terjadi bila bahan kimia yang terserang hawa, oksigen, percikan, air atau bahkan juga goncangan? Ada bahan kimia korosif, mengakibatkan luka bakar ke jaringan manusia.

Bila dihirup, dapat itu mengakibatkan kerusakan system pernafasan, mengakibatkan pingsan atau kematian. Adakah peluang efek periode panjang dari paparan bahan kimia, seperti kanker? Kamu akan memperoleh type info dari kursus K3LH di perusahaan Kamu. Untuk tahu semua info itu maka Kamu dapat memandangnya pada Material Safety Data Sheet (MSDS). Didalam MSDS diterangkan dengan cara komplit mengenai nama bahan kimia, perusahaan pembuat, komposisi, bahaya-bahaya, aksi mencegah, cara penyimpanan dan sebagainya.

Tersebut disini beberapa prosedur basic yang perlu Kamu kenali yakni cara mengatasi tumpahan bahan kimia. Ikuti beberapa langkah berikut ini :

• Gunakan sinyal bahaya tumpahan di tempat.
• Panggil nomer darurat yang sesuai, yang perlu dipasang di setiap telephone. Biasanya segera tersambung dengan Emergency Response Team di perusahaan.
• Apabila ada orang yang terluka, selekasnya evakuasi mereka dan menghilangkan paparan lewat cara mandi bila diperlukan.
• Bergantung pada karakter kimia, Kamu mungkin perlu buka jendela dan pintu untuk memberi ventilasi, tutup daerah yang terserang tumpahan atau mematikan panas dan sumber api yang lain.
• Bila Kamu dilatih dan resmi, memakai bahan yang tepat untuk menyerap atau memiliki kandungan tumpahan. Misalnya, Kamu mungkin memiliki spill kit untuk menetralisir asam yang tumpah atau basa. Untuk bahan kimia yang lain, Kamu dapat disuruh untuk memercikkan sebuah sampah penyerap pada tumpahan, atau melingkari tumpahan dengan bendungan (bundwall). 

Janganlah coba melakukan pembersihan bahan kimia dalam kondisi berikut :

• Kamu tidak paham apa bahan yang tumpah.
• Kamu tidak memiliki APD atau perlengkapan yang tepat untuk melakukan pekerjaan itu seperti pakaian keselamatan, sarung tangan keselamatan, sepatu safety dll.
• Tumpahan terlalu besar.
• Tumpahan sangat beracun.
• Kamu merasa ada tanda-tanda paparan. 

Tekuni bagian Kamu dalam gagasan kursus tanggap darurat tumpahan kimia di departemen Kamu. Bila tak ada gagasan seperti itu, minta atasan Kamu untuk bekerja dengan manajemen dan departemen keselamatan kerja untuk melakukan kursus environmental spill drill.

Pada umumnya kita sudah tahu kalau paparan sinar ultraviolet dapat beresiko jelek untuk kesehatan. Tetapi mungkin tidak sedikit yang berasumsi kalau cahaya ultraviolet hanya datang dari matahari saja. Cahaya ultraviolet sesungguhnya dapat bersumber dari phototherapy, solarium, fluorescent, cahaya neon dan halogen, las, lampu UVR, laser ultraviolet, dan sebagainya. Cahaya ultraviolet dari matahari adalah spektrum elektromagnetik yang terbagi dalam tiga panjang gelombang yakni UVA, UVB, dan UVC. Semua radiasi UVC dan UVB diserap oleh atmosfer, sedang UVA dan 10% dari UVB meraih permukaan bumi. Keduanya di ketahui sebagai penyebabnya sel kanker.

Terkena cahaya ultraviolet di ketahui dapat mengakibatkan penurunan kesehatan pada kulit, mata dan system imun. Kanker kulit adalah efek terburuk dari cahaya ultraviolet matahari. Rusaknya pada mata juga jadi salah satu efek jelek dari ultraviolet, misalnya yaitu photokeratitis dan photoconjuctivitis. Photokeratitis adalah peradangan yang terjadi pada kornea dan isir sedang photoconjuctivitis adalah peradangan pada conjunctiva, membran didalam lipatan mata dan bagian putih pada mata.

Berhubungan dengan keselamatan kerja, maka hierarki kontrol yang dilakukan untuk menangani resiko radiasi cahaya ultraviolet yakni :

Mengeliminasi resiko 
Ini bermakna menyingkirkan sumber permasalahan dari tempat kerja. Ini adalah kontrol yang paling efisien dan perlu diperhitungkan sebelumnya memutuskan yang lain. Misalnya yakni mengeliminasi resiko radiasi cahaya ultraviolet dengan bikin pekerjaan berada didalam ruangan atau indoor. Bila mengeliminasi resiko mustahil dipraktikkan maka perlu memperhitungkan substitusinya, isolasi atau kontrol tehnis, atau kombinasinya untuk meminimalisir resiko.

Meminimalisir resiko

Substitusi 
Meniminalkan resiko lewat cara substitusi atau memindah bahaya dengan yang lebih aman, misalnya memindahkan waktu kerja dari pagi hari ke sore atau malam hari saat resiko radiasi cahaya ultraviolet lebih rendah.

Isolasi 
Meminimalisir resiko dengan mengisolasi atau memisahkan bahaya kerja dari beberapa orang.

Kontrol teknis 
Meminimalisir resiko dapat dilakukan dengan melakukan kontrol dengan alat tertentu misalnya dangan meng-install pelindung matahari.

Bila lalu ada resiko yang tersisa maka harus meminimalisir resiko itu sejauh dapat dilakukan pada pekerja dengan memakai kontrol administrasi. Kontrol ini dapat dilakukan bila type kontrol yang lebih tinggi tingkatannya tidak bisa dipraktikkan di lapangan. Cara ini di desain untuk meminimalisir terserang bahaya, misalnya yakni dengan perputaran pekerjaan dan pekerjaan yang beragam. Resiko yang tersisa yang lain harus diminalkan, sejauh itu dapat dipraktikkan dengan sediakan dan meyakinkan pemakaian dari alat pelindung diri. Alat pelindung diri adalah type kontrol yang berada di tingkat paling bawah dalam tingkatan kontrol. Alat pelindung diri ini diperhitungkan bila type kontrol yang lain tidak bisa dipraktikkan atau untuk tingkatkan perlindungan diri dari bahaya. Contoh dari alat pelindung diri dari ultraviolet yaitu pakaian pelindung dari matahari, sunglasses, topi, sepatu safety dan sebagainya.

Gabungan kontrol 
Di banyak masalah, dilakukan gabungan cara untuk meminimalisir resiko yang terjadi sampai ke kontrol terbawah. Misalnya saja memakai kontrol tehnis dengan bikin atap pelindung berbarengan dengan beberapa pekerja memakai alat pelindung diri.

Beberapa perlengkapan yang dapat dipakai membuat perlindungan pekerja dari bahaya cahaya ultraviolet diantaranya :

Tempat bernaung 
Tempat bernaung adalah bentuk paling efisien yang bisa dipakai membuat perlindungan diri dari paparan cahaya matahari. Tempat berteduh itu dapat berbentuk susunan permanen seperti bangunan atau pohon, dan dapat pula berbentuk susunan portabel seperti kanopi, tenda, dan tabir.

Alat pelindung diri dari cahaya ultraviolet 

Beberapa alat pelindung diri yang dapat dipakai membuat perlindungan diri dari cahaya ultraviolet yakni :

Baju pelindung dari cahaya matahari 
Membuat perlindungan kulit dari cahaya matahari dapat memakai baju yang memang dapat membuat perlindungan diri dari cahaya ultraviolet. Perlu di perhatikan type kain yang digunakan, warna, dan keadaan yang bisa beresiko pada penyerapan cahaya ultraviolet. Design baju itu harus juga dapat menutupi kulit badan keseluruhannya dari mulai celanan panjang, pakaian dengan kerah dan lengan panjang. Ada pula yang memberi rating UPF. Makin tinggi UPF rating maka makin besar perlindungan yang didapatkan untuk paparan cahaya ultraviolet

Topi pelindung dari cahaya matahari 
Topi pelindung dapat menutupi muka, kepala, telinga, dan leher pemakainya. Proteksi keseluruhannya bergantung bermaterial topi dan design dari topi itu. Saat memilih topi pelindung untuk pekerja outdoor maka perlu memperhitungkan rating UPF, lebar dan kedalaman topi, dan pelindung untuk leher.

Sunglasses 
Sunglasses dapat melindung mata bergantung pada kwalitas dari lensa dan design dari kacamata itu. Sunglasses tidak bisa dipakai saat berkendara karena gelap. Bila pekerja memakai kendaraan maka saksikan gambaran label untuk meyakinkan apakah sunglasses itu pas untuk berkendara.

Tabir surya 
Tabir surya harus selalu dgunakan berbarengan dengan pelindung matahari yang lain. Walau sekian perlu dipahami kalau tak ada tabir surya yang menanggung perlindungan 100% dari cahaya ultraviolet. Tabir surya memiliki SPF atau sun protection factor. Rating SPF memberikan indikasi bagaimana tabir surya itu membuat perlindungan kulit melawan cahaya ultraviolet.

Chemical/bahan kimia memerankan penting dalam kehidupan kita sehari-hari baik itu dirumah, ditempat kerja, dan saat bermain. Beberapa jenis chemical ada yang termasuk korosif, pelarut, mudah terbakar, bahan yang mudah terbakar dan type bahan kimia beresiko yang lain. Chemical-chemical itu dapat punya potensi beresiko pada manusia. Namun bahaya dapat dikurangi atau di hilangkan ketika mereka diakukan, disimpan dan dibuang dengan aman.

Berikut beberapa tips aman saat bekerja dengan chemical/bahan kimia beresiko, yakni :

• Baca label container, lembar data keselamatan bahan (MSDS) dan instruksi kerja yang aman sebelumnya mengatasi bahan kimia. Perhatikan daftarprosedurpenangananyang aman dari chemical itu ;
• Selalu berikan asam untuk air untuk menghindar mendidih atau percikan ;
• Pakai perlengkapan APD yang sesuai saat bekerja dengan bahan kimia ;
• Pastikan APD sesuai standard yang dipersyaratkan dan Kamu tahu bagaimana memakainya. Check semua PPE sebelumnya dipakai ;
• Apabila memakai respirator, pastikan Kamu memakai tabung yang benar untuk bahan kimia tertentu dan menggantinya apabila diperlukan ;
• Tahu tempat dan bagaimana memakai stasiun pencuci mata, pancuran keselamatan dan stasiun spillcontrol/bahan ;
• Jangan sampai menyimpan tangan kosong ke bahan kimia apa pun ; pakai sarung tangan yang tepat ;
• Selalu bersihkan tangan sebelumnya makan dan setelah makan.

Keselamatan Kerja sangat penting di perhatikan oleh setiap perusahaan dan pekerja. Sudah banyak media berita yang memberitahukan kecelakaan dalam sebuah pekerjaan hanya karena meremehkan keselamatan kerja satu diantaranya tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD).

Memakai Alat Pelindung Diri (APD) penting dipakai untuk setiap orang yang berada di lingkungan kerja. Ketentuan yang mengatur pemakaian Alat Pelindung Diri ini tertuang dalam pasal 14 Undang-undang Nomer 1 th. 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, di mana setiap entrepreneur atau pengurus perusahaan harus sediakan Alat Pelindung Diri dengan cara bebrapa hanya pada tenaga kerja dan orang lain yang masuk tempat kerja. Berdasar pada ketentuan itu otomatis setiap pekerja diharuskan untuk memakai APD yang sudah disiapkan oleh perusahaan.

Mengenai beberapa macam Alat Pelindung Diri adalah seperti berikut :

• Safety Helmet
• Sepatu Karet (sepatu boot)
• Sepatu safety (safety shoes)
• Sarung Tangan
• Tali Pengaman (Safety Harness)
• Penutup Telinga (Ear Plug/Ear Muff)
• Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
• Masker (Respirator)
• Pelindung muka (Face Shield)
• Jas Hujan (Rain Coat) 

Alat Pelindung Diri yang disiapkan oleh perusahaan dan digunakan oleh tenaga kerja harus penuhi prasyarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Sangat banyak manfaat yang didapat dari keselamatan kerja, bukan sekedar untuk karyawan saja tetapi keselamatan kerja pun memberi banyak manfaat untuk perusahaan, berikut penjelasannya.

• Membuat keadaan lingkungan yang nyaman dan tenang. Dengan keadaan lingkungan itu karyawan dapat bekerja dengan cara maksimal, sebab karyawan merasa telah ada jaminan keselamatan dalam bekerja yang didapatkan oleh perusahaan.
• Ada keselamatan kerja oleh perusahaan, maka akan menumbuhkan kesetiaan kerja karyawan. Karena, hal itu menujukan perusahaan memiliki kepedulian pada keselamatan beberapa karyawannya.
• Karenanya ada keselamatan kerja, sistem kerja perusahaan dapat jalan sesuai sama waktu yang sudah dijadwalkan. Dengan hal tersebut tak ada penyimpangan maupun penundaan dalam penyelesaian sebuah pekerjaan akibat ada permasalahan seperti terjadinya kecelakaan kerja.
• Mensupport program pemerintah manfaat menghimpit angka kecelakaan kerja. Dengan minimnya angka kecelakaan kerja, dapat tingkatkan ketertarikan investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia.

Cara mengantisipasi kecelakaan kerja merupakan hal yang sangat penting untuk para tenaga kerja di mana pun berada. Menghadapi kecelakaan kerja jadi sebuah kewajiban untuk membuat keselamatan dan keamanan untuk kebanyakan orang yang ikut serta dalam suatu usaha. Keselamatan dan perlindungan pekerja dari kecelakaan adalah suatu bentuk membuat produktivitas. Hal semacam ini sebagai antisipasi kecelakaan dalam bekerja agar terlepas dari cacat maupun kematian yang pasti tidak diinginkan oleh semua pihak. Kecelakaan saat bekerja dapat dikarenakan banyaknya hal baik segera ataupun tidak segera, seperti rusaknya mesin kerja, dan masalah lingkungan kerja yang dikarenakan unsur internal ataupun eksternal.

Kecelakaan dalam lingkungan kerja tidak terjadi tanpa ada alasan. Kecelakaan dapat terjadi karena kurangnya keamanan dalam lingkungan kerja. Kelalaian adalah salah satu sebab hal itu terjadi. Maksud dari keselamatan kerja untuk pekerja diantaranya yakni memberi hak keselamatan pada setiap tenaga kerja sebagai bentuk dari kesejahteraan hidup, menanggung keselamatan orang lain yang berada di sekitar tempat kerja dan pelihara sumber produksi pekerjaan yakni tenaga kerja tersebut. Sedang kerugian yang didapat dari kecelakaan kerja diantaranya kacaunya organisasi sebuah perusahaan atau lembaga, rusaknya pada alat kerja, keluhan tenaga kerja dan rasa sedih baik tenaga kerja ataupun lingkungan. Untuk hindari hal itu, maka diperlukan cara menghadapi kecelakaan kerja, cara itu yaitu seperti berikut :

1) Standarisasi Konstruksi

Beberapa pekerja merampungkan kerangka konstruksi jembatan di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (15/7). PT Jamsostek memohon semua perusahaan untuk disiplin mengaplikasikan bebrapa etika Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai sama UU Nomer 1 Th. 1970 mengenai Keselamatan Kerja yang disebut salah satu keharusan beberapa entrepreneur membuat perlindungan tenaga kerja dari potensi bahaya-bahaya saat bekerja. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/ss/pd/14.

Standard konstruksi pada suatu gedung lembaga atau perusahaan sangat penting karena gedung adalah pondasi utama seseorang tenaga kerja dalam merampungkan pekerjaan dan membuahkan produktivitas sehari-harinya. Standard konstruksi juga mencakup perlengkapan yang dipakai dalam bekerja. Yang memiliki perusahaan atau vendor yang bekerja bersama dengan sebuah lembaga harus tahu kriteria dalam pembangunan sebuah gedung agar terintegrasi dengan baik. Standard konstruksi juga memberi kenyamanan dalam bekerja sebagai bentuk dari salah satu cara menghadapi kecelakaan kerja.

2) Pendidikan keselamatan 

Poin kedua ini jangan pernah diremehkan oleh setiap yang memiliki perusahaan maupun tenaga kerja. Seseorang yang memiliki perusahaan harus memberi pendidikan berhubungan dengan keselamatan bekerja baik dengan cara teori ataupun prakteknya agar tidak terjadi kelalaian dalam bekerja. Pendidikan mencangkup latihan-latihan basic keselamatan dan tingkatkan ketrampilan dalam sigap bekerja.

3) Pengawasan 

Pengawasan dalam bekerja dari expert adalah salah satu cara menghadapi kecelakaan kerja. Hal semacam ini berkenaan dengan dipatuhi atau tidaknya ketentuan yang ada pada sebuah tempat kerja. Seseorang tenaga kerja harus juga memakai alat pelindung saat bekerja dengan benar seperti helm keselamatan, sepatu safety, baju pelindung dll. Diluar itu, pengawasan dari pihak luar seperti instansi yang mengawasi ketenagakerjaan, apakah setiap tempat kerja telah mematuhi ketentuan yang di buat dalam perundang-undangan tentang keselamatan dalam bekerja.

4) Asuransi 

Asuransi keselamatan juga sangat diperlukan dalam mencegah kecelakaan dalam bekerja. Sekurang-kurangnya, asuransi akan memberi jaminan keselamatan jiwa dan akan dengan cara automatis tingkatkan kesadaran diri dalam bekerja.

Kecelakaan dalam bekerja dapat terjadi kapanpun, oleh karena itu cegahlah lewat cara diatas karena keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sangat penting. Selain keselamatan dalam bekerja juga ditata dalam undang-undang No. 1 th. 1970 yang mengatur seseorang pemimpin dan pekerja dalam melakukan keselamatan kerja dan No. 23 th. 1992 yang dengan khusus mengatur kalau setiap perusahaan harus mengecek kesehatan tubuh, kekuatan fisik dan keadaan mental. Oleh karena itu, setiap susunan dalam sebuah ketenagakerjaan harus menanggung keselamatan agar keadaan selalu aman. Untuk wujudkan hal itu, janganlah lupa untuk memerhatikan cara menghadapi kecelakaan kerja.

Kesalahan kesalahan fatal apa sajakah yang harus kita hindari dalam menentukan Rambu Rambu Keselamatan Kerja/safety sign?. Kita semua tentunya berharap dengan adanya rambu rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)/safety sign dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja di ruang yang memiliki potensi bahaya.

Tetapi, usaha meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja itu akan kurang efisien jika ada kekeliruan di beberapa segi dalam memastikan Rambu Rambu Keselamatan Kerja. Berikut ini yaitu 3 Kekeliruan Fatal yang harus kita jauhi di beberapa segi dalam memastikan Rambu Rambu Keselamatan Kerja.

1. Melupakan keharusan dasar

Yang disebut di sini yaitu terkadang kita baru melakukan pengadaan safety sign dengan sungguh sungguh memerhatikan jumlah dan kwalitas safety sign saat akan hadapi audit atau setelah ada peringatan dari pemerintah setempat. Walau sebenarnya semestinya pada awal suatu bisnis diawali, dan memiliki beberapa karyawan yang bekerja maka telah terserang keharusan basic untuk mengkondisikan lokasi kerja dan mensosialisasikan agar semua karyawan memprioritaskan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sesuai sama UU RI No. 1 th. 1970, Bab 9 poin 1 b (mengenai keharusan Perusahaan untuk menerangkan prosedur keselamatan kerja pada karyawan baru) and Bab 14 poin b (mengenai keharusan Perusahaan untuk menempatkan Safety Sign/peringatan ditempat kerja dan mengemukakan pesan K3 pada karyawan dengan tuntunan dari seorang yang memiliki kompetensi di bagian K3). Maka mari kita bergerak saat ini juga dalam tingkatkan kesadaran semua akan "safety first" untuk keselamatan dan kesehatan kerja kita semua.

2. Design yang kurang sesuai 

Standard safety sign yang ada telah di desain dengan design symbol/pictogram yang seimbang dan mudah dipahami. Hingga design yang kurang cocok akan kurang efisien dalam mengemukakan pesan dan kurang indah dari segi estetika, karena safety sign ini akan berada di sekitar ruang kerja kita.

3. Material yg tidak tepat 

Sangat disarankan setiap kita tahu type bahan/material safety sign, type/merk sticker, apakah bahan safety sign itu untuk indoor atau outdoor, apakah perlu ditambahkan susunan yang menyala dalam gelap (Glow in The Dark), apakah bahan dan sticker safety sign nya tahan pada keasaman yang tinggi (dengan sendirinya ruang itu tingkat korosifnya pun jadi tinggi), dan hal hal yang lain tentang bahan safety sign. Hal itu diperlukan agar tidak berkesan asal asalan dalam memastikan bahan safety sign. Berdasar pada pengalaman kami, sepintas bahan sticker safety sign dengan kwalitas yang jelek di banding yang bermerk bersama kwalitas/ketahanan yang bisa dipertanggungjawabkan dan design yang tepat, tidak bisa dibedakan jika diliat sepintas pada awal safety sign itu baru dipasang. Maka “telitilah sebelumnya membeli” akan selalu berlaku untuk setiap barang termasuk safety sign. Selain safety sign, penggunaan alat pelindung diri juga sangat penting bagi pekerja. Pastikan pekerja selalu menggunakan helm safety, sepatu safety, pakaian safety dll agar selalu terlindungi.

Semoga kita dapat selalu tepat di beberapa hal dalam memastikan safety sign hingga dapat berguna dalam usaha meminimalisasi angka kecelakaan kerja bahkan juga sampai terwujud “zero accident”.

OHSAS – Occupational Health and Safety Assesment Series-18001 adalah standard internasional untuk aplikasi System Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja atau umum dimaksud Manajemen K3 . Maksud dari OHSAS 18001 ini sendiri tidak jauh tidak sama dengan maksud System Manajemen K3 Permenaker, yakni Perlindungan pada beberapa pekerja dari beberapa hal yg tidak dikehendaki yg muncul dari lingkungan kerja maupun kegiatan pekerjaan tersebut yang beresiko pada kesehatan dan keselamatan beberapa pekerja dan agar tidak menyebabkan kerugian besar yg disebabkan dari kecelakaan kerja yang dapat jadi jadikan citra jelek perusahaan dan dapat turunkan image perusahaan. seperti di ketahui Banyak Industri maupun dapat pula layanan yang prosesnya beresiko negative pada lingkungan dan kesehatan dan keselamatan pekerjanya, oleh karnanya di perlukan manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Manajemen K3 hingga ada jaminan untuk beberapa pekerjanya. Perihal ini pula sebagai alasan kenapa perusahaan besar terlebih OIL&GAS mewajibkan semua mitranya minimum harus mengimplementasikan system Manajemen K3 atau umum di sebut dengan CSMS (Contractor Safety Manajemen Sistem) dan untuk dapat ikuti tender prasyarat intinya perusahaan harus memiliki dokumen K3LL.

Standard OHSAS memiliki kandungan beberapa komponen utama yang perlu dipenuhi oleh perusahaan dalam aplikasi System Manajemen K3 untuk proses System Manajemen K3 yang berkaitan.

Komponen utama standard OHSAS 18001 dalam aplikasinya di perusahaan mencakup :
1. Ada prinsip perusahaan mengenai System Manajemen K3 .
2. Ada rencana mengenai program-program System Manajemen K3
3. Operasi dan Implementasi System Manajemen K3
4. Kontrol dan aksi koreksi pada proses System Manajemen K3 di perusahaan
5. Pengkajian manajemen perusahaan mengenai kebijakan System Manajemen K3 untuk proses berkaitan.
6. Adanya prinsip perusahaan mengenai Alat Pelindung Diri seperti sepatu safety, helm safetty dll.

Berdasar pada 5 komponen utama di atas, bagian dalam pengaturan System Manajemen K3 menurut OHSAS 18001 dibagi jadi 7 bagian yakni :
1. mengindentifikasi kemungkinan dan bahaya
2. mengidentifikasi ketentuan UU dan ketentuan hukum yang berlaku
3. memastikan tujuan dan pelaksana program
4. memperlancar program rencana untuk meraih tujuan dan objek yang sudah ditentukan
5. mengadakan rencana pada peristiwa darurat
6. peninjauan lagi pada tujuan dan beberapa pelaksana system
7. penetapan kebijakan sebagai usaha untuk meraih perkembangan yang berkaitan. Bagian aplikasi ini lebih panjang bila dibanding dengan aplikasi System Manajemen K3 menurut permenaker namun dari sisi isi tak ada ketidaksamaan yang penting.

Bersamaan dengan usaha proses OHSAS 18001 dalam perusahaan, nampaklah suatu rencana baru sebagai akibat praktik OHSAS 18001 dalam manajemen perusahaan. Rencana baru itu di kenal dengan nama Green Company

Rencana OHSAS 18001 memiliki beberapa keselarasan dengan ISO 14001 dan ISO 9001, hingga banyak perusahaan saat ini mengintegrasikan tiga system itu yakni ISO 9001, ISO 14001 & OHSAS 18001 , karenanya ada system integrasi ini perusahaan semakin lebih banyak mengambil keuntungan baik dari segi effisiensi biaya maupun efektifitas pengerjaannya karna dengan integrasi sistem artinya satu prosedur telah mencangkup tiga system itu (ISO 9001, ISO 14001 & OHSAS 18001)

Lalu bagaimana Sebagian Tahapan dalam sistem aplikasi Manajemen K3 ini?
Untuk mengaplikasikan sistem Manajemen K3 ini diperlukan tiga tahapan proses, Seperti berikut :

1. Step Indentifikasi Awal Manajemen K3 - OHSAS 18001
Analisis/Indentifikasi pada tingkat kecukupan pada system dan sarana kesehatan dan keselamatan kerja di organisasi/industry. Meliputi pelajari sistem di organisasi, kontrol pada prosedur yang ada, analisis tingkat kecelakaan pada saat lalu dan ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku.

2. Step Persiapan dan Implementasi Manajemen K3 - OHSAS 18001
Step ini adalah step persiapan dokumen dan program kerja dan proses implementasinya. Pada step ini ada beberapa elemen yang perlu di perhatikan yakni :
a. Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dan kepemimpinannya
b. Organisasi, sumberdaya dan training
c. Pengendalian operasional sebagai titik tolak prosedur sistem, ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja dan perijinan di lingkungan kerja.
d. Maksud dan tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja
e. Tips sistem kesehatan dan keselamatan kerja dan dokumentasi
f. Pengendalian operasional yang meliputi pemantauan kesehatan kerja, persiapan proyek, pembelian dan penyuplai.
g. Kontrol dan aksi mencegah, investigasi dan aksi perbaikan
h. Aksi darurat
i. Pengendalian catatan, audit dan tinjauan manajemen.

3. Step Penilaian Kemampuan Sistem Manajemen K3 - OHSAS 18001
Step ini adalah step penilaian pada sistem yang sudah diaplikasikan meliputi penilaian dokumentasi, verifikasi aplikasi dan aksi perbaikan/mencegah yang diperlukan.